Pages

Minggu, 17 November 2013

Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan







Makalah
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(Tugas Sistem Informasi Manajemen)

DOSEN: ALDRI FRINALDI,S.H.,M.HUM 
NIP.19700212 199802 1 001




OLEH
MELA GUSRI RAHMAN/1101628
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang maha esa karena atas rahmad dan  Kehendaknyalah tugas Sistem Informasi Manajemen ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tugas ini di buat bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya pada Sistem Informasi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan Karena kurangnya ilmu pengetahuan, namun berkat kerja keras dan bimbingan dari Dosen bidang studi tugas ini dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bimbingan itu mungkin penulis kesulitan dalam menyelesaikan tugas ini.
            Penulis menyadari sebagai seorang Mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan mungkin dalam penulisan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan oleh  sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif yang dapat membangun perubahan kearah yang lebih baik supaya karya tugas ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang. Amin



Padang, 16 November 2013

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Jauh sebelum adanya teknologi komputer, sistem informasi manajemen telah digunakan oleh para pimpinan organisasi atau perusahaan, termasuk manajer dalam upaya pengambilan keputusan. Namun demikian, proses pengambilan keputusan yang dilakukan saat itu masih sangat sederhana. Segala sesuatunya masih berjalan secara manual, masih lamban, karena semua data masih tersimpan dalam lembaran-lembaran arsip yang bermacam ragam.

Manakala sang pimpinan membutuhkan berbagai informasi yang berhubungan dengan sesuatu yang harus diputuskan atau diambil kebijakan, maka tidak ada cara lain kecuali membongkar semua arsip yang dibutuhkan. Kalaupun arsip tersebut ditemukan, kadangkala tulisannya sudah kabur, kertasnya sudah kusam, atau bahkan mungkin sudah rusak karena dimakan rayap atau kutu buku dan sejenisnya.

Pendek kata, proses pencarian arsip dan dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar dari pengambilan keputusan bagi sang pimpinan sangatlah lamban dan membutuhkan waktu yang lama. Demikian gambaran proses sistem informasi manajemen kala itu, semuanya serba lamban, tidak efisien dan juga tidak efektif. Dengan hadirnya teknologi komputer seperti sekarang ini, telah mengubah segalanya.

  1. RUMUSAN MASALAH
Adapun  masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah cara yang digunakan Manajer dalam pengambilan keputusan?
2.      Mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung dalam proses pengambilan keputusan?
3.      Apa saja informasi dan kegiatan manajemen dalam pengambilan keputusan?

  1. TUJUAN  PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.      Dapat memahami kerangka dasar pengambilan keputusan.
2.      Dapat mengetahui tujuan sistem pendukung sistem informasi manajemen.
3.      Mengetahui informasi dan kegiatan manajemen pengambilan keputusan.











BAB II
PEMBAHASAN
  1. Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam sistem manajemen manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang paling penting karena keputusan yang di ambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Pengambilan keputusan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.

Model pengambilan keputusan menurut Herbert A.Simon terdiri dari 3 tahap yaitu :
1.      Pemahaman, menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan
2.      Perancangan, menemukan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan
3.      Pemilihan, memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada
Dari model simon diatas mempunyai hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen yang di ikhtisarkan untuk 3 tahap model simon yaitu :
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Hubungannya dengan SIM
Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus
Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengelolah data dan memprakarsai pemecahan alternatif 
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan



  1. Informasi dan Kegiatan Manajemen
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk  kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1.      Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau padasituasi yang tidak terstruktur
Contoh:
Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya  beberapa  pihak  yang tidak  bertanggung jawab untuk  melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur  yang bertanggungjawab untuk  memerintahkan  Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
2.      Kebutuhan untuk  menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaiman mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi system informasi manajemen yang ada, yaitu :
·        Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia, karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan.
·        Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas.
·        Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemProsesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan dan
·        Untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.

  1. Sistem Pendukung Sistem Informasi Manajemen
Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah :
1.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision Support Systems (DSS)

Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer  yang interaktif,  yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS dapat memungkinkan para manajer untuk  melihat dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut  model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagaicontoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Perangkat lunak sistem DSS yang umum juga dapat berupa model statistik yang memuat berbagai fungsi statistik, antara lain: means,medians, deviations, dan scatter plots. Perangkat lunak ini memiliki kapabilitas untuk memproyeksikan ke depan mengenai outcomes dengan cara menganalisis sekumpulan data.
Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkan DSS dalam aktivitas operasi atau usaha yang dilaksanakan :



Jenis Industri
Tujuan Penerapan DSS
Industri Asuransi
Menentukan pola penutupan asuransi dan deteksi kemungkinan kecurangan (fraud).
Industri Perbankan
Memperbarui profil atau data nasabah
Perusahaan Manufaktur
Menentukan kebutuhan persediaan bahan baku yang paling optimal dan efisien.

2.      Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan – Group Decision Support Systems (GDSS)
GDSS merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan lebih dari satu orang (kelompok orang). Dalam pemanfaatan GDSS ada beberapa alat perangkat lunak yang digunakan yaitu : kuesioner elektronik, sarana diskusi elektronik, pengelola ide, alat pembuat kuesioner, alat untuk voting, alat identifikasi dan analisa stakeholder, alat pernyataan kebijakan, dan istilah-istilah group.
Beberapa manfaat yang dapat di peroleh dengan penggunaan GDSS ini, antara lain adalah:
·        Meningkatkan perencanaan awal, yaitu untuk membuat diskusi ataupertemuan menjadi lebih efektif dan efisien.
·        Meningkatkan partisipasi, sehingga setiap peserta dari berbagai latarbelakang dapat memberikan kontribusinya dengan optimal.
·        Menciptakan iklim yang lebih terbuka dan kolaboratif, yaitu tanpamembuat pihak yang tingkatannya lebih rendah merasa takut danterancam. Dan juga tidak membuat pihak yang tingkatannya lebihtinggi mendominasi jalannya suatu rapat, pertemuan/meeting.
·        Setiap ide yang ditawarkan bebas dari kritik, memungkinkan pesertarapat, pertemuan/meeting mengkontribusikan ide atau pendapatnyatanpa takut untuk dikritik.
·        Evaluasi yang objektif, menciptakan atmosfir di mana suatu ide akandievaluasi secara objektif dan tidak memandang siapa yangmemberikan ide tersebut.
·        Menghasilkan ide organisasi, yaitu bagaimana tetap memfokuskanpada tujuan rapat, pertemuan/meeting, mencari cara yang palingefisien untuk mengorganisir ide yang dihasilkan dalam sesibrainstorming, dan mengevaluasi ide dalam batasan waktu yangpaling sesuai.
·        Menetapkan prioritas dan mengambil keputusan, yaitu mencari carauntuk menampung seluruh pemikiran dalam pengambilan keputusan.
·        Dokumentasi hasil rapat, pertemuan/meeting, sehingga seluruhpeserta dapat memperoleh dokumen yang lengkap dan terorganisiryang dibutuhkan untuk melanjutkan pekerjaan dari projek atauaktivitas yang dievaluasi.
·        Mampu melakukan akses informasi eksternal, yang memungkinkanketidaksepakatan yang signifikan dan faktual dapat diselesaikandengan tepat waktu, sehingga memungkinkan meeting dapat terusdilanjutkan dan produktif.
·        Menghasilkan notulen hasil diskusi, sehingga pihak yang tidak dapat berpartisipasi langsung dapat tetap memahami hasil dan isi dari meeting. Permasalahan yang mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru untuk mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini.

3.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support Systems (ESS)
Dalam ESS, sistem komunikasi dapat mengirim atau menerima e-mail, mengirim  laporan untuk mendapatkan perhatian seseorang, memanggil rapat, atau memberikan komentar ke suatu kelompok diskusi di Internet.


4.      Sistem Pakar – Expert Systems (ES)
Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik (terbatas), yang kemampuan pemecahannya dapat sama dan melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar. Ide dasar di balik ES, merupakan teknologi intelejensia buatanterapan, yaitu memindahkan keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer.
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan berbagai cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu.
Contoh :
Penentuan sistem distribusi BBM agar kelangkaan dipasar dapat segera diatasi, penetapan harga eceran tertinggi untuk tetap menjaga pasar  mendapatkan jumlah persediaan yang paling tepat pada saat dibutuhkan, menjaga persediaan pada jumlah yang paling optimal dan memaksimalkan permintaan pengguna dan menjaga tingkat kelancaran distribusinya.




BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Sistem informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi untuk sebuah organisasi, juga memberi dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannnya. Oleh karena itu, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat. Sehingga tidak terjadinya kesalahan informasi yang didapat dan juga terhindar dari manipulasi data sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan.
  1. Saran
Kami menyarankan kepada semua pengguna Sistem Informasi Manajemen untuk memperhatikan aspek-aspek dalam pemgambilan keputusan. Misalnya: jenis-jenis, tingkat pengambilan keputusan dan menganalisis keputusan agar tujuan perusahaan tercapai secara efektif dan efisien






Daftar Pustaka
B. Davis. Gordon.1991.Kerangka Dasar Sistem  Informasi Manajemen. Jakarta :PT Pustaka Binaman Pressindo
Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus Margono.1998.Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


0 komentar:

Posting Komentar